Selasa, 27 Desember 2011

Catatan Untuk Sahabat

"mungkin seperti mimpi. rasanya baru saja kemarin kita berkenalan, saling sapa, bertanya nama dan bertukaran nomor handphone antara satu dengan yang lain. ya, rasanya baru kemarin. tanpa kita sadari saat ini kita sama-sama sudah berada di ujung pertemuan, di ujung kebersamaan, dan di pintu perpisahan.
3,5 tahun kita melewati semua momen bersama, dengan tambahan pertengkaran sebagai bumbu penyedapnya. semua kita lewati dengan kata sahabat. indah rasanya.
hari ini, aku tidak tahu apa yang bisa ku utarakan, meskipun banyak sekali yang ingin ku ungkapkan kepada kalian, bersama. ya, kini aku sendiri. aku senang melihat kalian tertawa di sana, dari tempatku sekarang. :)
sahabat, mungkin sekarang aku bukan teman lagi. mungkin aku sudah menjadi bagian terasing. bukan, bukan kalian, tapi aku, dan keadaan. kesalahpahaman menyulut sebuah pertengkaran yang aku tidak tahu bagaimana lagi caranya untuk menjelaskan. sakit hati itu sudah terlanjur. 
untuk kalian, aku mohon maaf.. jari-jari ini terlalu lancang, meski sedikit pun tak ada maksud dan niat untuk menyakiti.  ini hanya karena kesalahpahaman. dan akhirnya aku tahu berakibat sangat fatal. permintaanku terakhir, dari sini, dari dalam hatiku, ku mohon berikan maaf setulusnya maaf untukku. sakit hati dan dendamku terhadap orang lain membuat kalian menanggung akibatnya. 
sahabat, aku tidak akan mengusik kebersamaan kalian lagi. aku tahu, jika aku ada itu akan membuat keruh suasana hati kalian. sudah cukup aku merasakan sedih yang seharusnya tidak aku dapat, tapi lagi lagi memang salahku yang menyebabkan kesalahpahaman dan sakit hati kalian.

terima kasih, sahabat. ."